Photo ke 1 MUA

Koleksi photo Muhammad Umar Adh Dhuhaa

Photo ke 2 MUA

Koleksi photo Muhammad Umar Adh Dhuhaa

Photo ke 3 MUA

Koleksi photo Muhammad Umar Adh Dhuhaa

Photo ke 4 MUA

Koleksi photo Muhammad Umar Adh Dhuhaa

Photo ke 5 MUA

Koleksi photo Muhammad Umar Adh Dhuhaa

Sabtu, 01 Desember 2012

Dr. Keith L. Moore: “Ini Tidak Mungkin! Muhammad Pasti Menggunakan Mikroskop”


DR. KEITH L. MOORE MScPhD, FIAC, FSRM adalah Presiden AACA (American Association of Clinical Anatomi ) antara tahun 1989 dan 1991. Ia menjadi terkenal karena literaturnya tentang mata pelajaran Anatomi dan Embriologi dengan puluhan kedudukan dan gelar kehormatan dalam bidang sains.

Dia menulis bersama profesor Arthur F. Dalley II, Clinically Oriented Anatomy, yang merupakan literatur berbahasa Inggris paling populer dan menjadi buku kedokteran pegangan di seluruh dunia. Buku ini juga digunakan oleh para ilmuwan, dokter, fisioterapi dan siswa seluruh dunia.

Pada suatu waktu, ada sekelompok mahasiswa yang menunujukkan referensi al-Qur’an tentang ‘Penciptaan Manusia’ kepada Profesor Keith L Moore, lalu sang Profesor melihatnya dan berkata :

“Tidak mungkin ayat ini ditulis pada tahun 7 Masehi, karena apa yang terkandung di dalam ayat tersebut adalah fakta ilmiah yang baru diketahui oleh ilmu pengetahuan modern! Ini tidak mungkin, Muhammad pasti menggunakan mikroskop!”

Para Mahasiswa tersebut lalu berkata, “Prof, bukankah saat itu Mikroskop juga belum ada?”

“Iya, iya saya tau. Saya hanya bercanda, tidak mungkin Muhammad yang mengarang ayat seperti ini,” jawab sang profesor.
***


“Kemudian Kami menjadikan air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan alaqah (sesuatu yang melekat), lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami menjadikannya mahluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah Pencipta yang paling baik” [QS. Al Mu'minuun: 13-14]

Jika di cermati lebih dalam, sebenarnya ‘alaqah’ dalam pengertian Etimologis yang biasa di terjemahkan dengan ‘segumpal darah’ juga bermakna ‘penghisap darah’, yaitu lintah.

Padahal tidak ada pengumpamaan yang lebih tepat ketika Embrio berada pada tahap itu, yaitu 7-24 hari, selain seumpama lintah yang melekat dan menggelantung di kulit.

Embrio itu seperti menghisap darah dari dinding Uterus, karena memang demikianlah yang sesungguhnya terjadi, Embrio itu makan melalui aliran darah. Itu persis seperti lintah yang menghisap darah. Janin juga begitu, sumber makanannya adalah dari sari makanan yang terdapat dalam darah sang ibu.

Ajaibnya, Embrio Janin dalam tahap itu jika di perbesar dengan mikroskop bentuknya benar-benar seperti lintah. Dan hal itu tidak mungkin jika Muhammad sudah memiliki pengetahuan yang begitu dahsyat tentang bentuk janin yang menyerupai lintah lalu menulisnya dalam sebuah buku.

Padahal pada masa itu belum di temukan mikroskop dan lensa. Jelas itu adalah pengetahuan dari Tuhan, itu wahyu dari Allah SWT, yang Maha Mengetahui segala Sesuatu.

Ayat tersebutlah yang membuat sang profesor akhirnya memeluk Islam dan merevisi beberapa kajian ilmiahnya karena Al-Quran ternyata telah menjawab beberapa bagian yang selama ini membuat sang profesor gusar. Ia merasa materi yang ditelitinya selama ini terasa belum lengkap atau ada tahapan dari perkembangan Embrio yang kurang.

***
Referensi:
American Association Anatomist : A Conversation with Keith L. Moore 
Video: Embryology in the Qur’an – Bone and Muscle development
Embryology in the Qur’an – Correlation Studies with Modern Embryology

Sabtu, 24 November 2012

CR7 Donasikan Sepatu Emasnya untuk Anak-anak di Gaza

Cristiano Ronaldo mencium Sepatu Emas (Golden Boot) yang diraihnya pada 2011. Sepatu …
BERITASATU.COM - Sepatu Emas (Golden Boot) yang diraih Ronaldo pada 2011 itu berharga sekitar Rp22 miliar.

Situs resmi Real Madrid berbahasa Arab menyatakan ikon klub itu, Cristiano Ronaldo, menyumbangkan dana sekitar Rp22 miliar untuk anak-anak Palestina di Gaza. Sumbangan itu berupa tropi Sepatu Emas (Golden Boot) yang diterima Ronaldo pada 2011 lalu.
Sepatu itu akan dilelang oleh Yayasan Real Madrid, dan hasilnya seluruhnya akan digunakan untuk membangun sekolah di Jalur Gaza.

Real Madrid Foundation telah membantu pendirian 167 sekolah di 66 negara.
Ini bukan pertama kalinya Ronaldo beramal. Tahun lalu dia menjual sebagian besar sepatu olahraga miliknya pada lelang Yayasan Real Madrid, yang hasilnya juga didedikasikan untuk mengumpulkan dana bagi sekolah-sekolah di Gaza.

Ronaldo menjadi pemain sepak bola termahal dalam sejarah setelah pindah dari Manchester United ke Real Madrid. Kontraknya dengan Madrid membuat kantung Ronaldo bertambah sekitar Rp18 miliar per tahun.

Sumber

Sabtu, 27 Oktober 2012

Jerry Gray, Kisah Mualaf Seorang Mantan Angkatan Laut Amerika



Namanya Jerry D Gray, penulis sejumlah buku laris, ternyata seorang mualaf yang sangat mencintai Indonesia dengan mengurus naturalisasinya dari warga AS ke WNI, menikah dengan orang Indonesia dan menetap di Jakarta.

"Bagi saya Indonesia itu ibarat surga. Saya sudah ke banyak negara dan di sini saya mendapatkan kedamaian bergaul dan berinteraksi sosial dengan komunitas Muslim terbesar di dunia," ujar Jerry, di Bekasi, Minggu.

Beristrikan seorang perempuan Tasikmalaya dan dikaruniai seorang anak laki, Jerry menyatakan memiliki banyak kegiatan di Indonesia yang membuat dia makin betah yaitu memberikan pengajian, berbagi pengalaman dan menulis buku.

Tidak banyak orang yang menyangka Jerry D. Gray, warga AS Mantan perwira militer Angkatan Laut  negara adidaya itu, ternyata seorang mualaf yang tekun beribadah.

Jerry mengatakan, menjalankan ajaran Islam secara kaffah sebagaimana diajarkan dalam kitab suci Al`Quran. Semua itu baru terlaksana setelah berproses dalam waktu cukup lama.

Bagi penulis sejumlah buku di antaranya "Deadly Mist", "Demokrasi Barbar ala AS` dan "Dosa-dosa Media Amerika" itu, ketertarikan terhadap Islam dimulai justru dari tanah Arab tempat ajaran Islam itu sendiri pertama kali diturunkan kepada Rasul Allah SWT.

Sebagai AU yang ditugaskan di Arab Saudi, ia melihat betapa khusyuk dan ikhlasnya orang menjalankan shalat hingga mau meninggalkan segala aktivitas mereka termasuk berkaitan dengan uang sekalipun.

"Ketika mengalun suara adzan, dipinggir jalan orang pada shalat, karyawan toko dan mall semua shalat dan barang dibiarkan begitu saja namun tidak ada yang hilang. Semua melaksanakan shalat dengan khusuk," ujar Jerry, yang pernah selama 2,5 tahun menjadi wartawan di sebuah TV swasta di Indonesia itu.

Ia menjadi bingung sekaligus takjub. Setelahnya kesadaran untuk mengenal ajaran Islam langsung tak tertahankan. Ia melihat cahaya iman justru setelah melihat orang-orang melaksanakan Shalat.

Jerry mengaku ketika pertama kali memegang kitab suci Al Qur`an badannya langsung merinding, ketika akan membaca hatinya bergetar dan sejurus kemudian suara tangis mengiringinya membaca terpatah-patah ayat Al Qur`an.

Setelah hatinya merasa mantap ia kemudian memilih menjadi mualaf di Arab Saudi. Keislamannya belum serta merta jadi mantap. Ia pertama kali hanya melaksanakan shalat dua kali dalam seminggu.

"Ketika tertimpa musibah saya bawa shalat, ternyata saya dapatkan ketenangan dan musibah hilang. Setelah itu saya makin rajin shalat," ujar Jerry yang kini berisitrikan wanita asal Tasikmalaya Jabar itu.

Kini dalam kesehariannya, Jerry seringkali dimintai pandangan-pandangannya tentang Islam, demokrasi, dan terorisme. "Islam itu agama rahmatan lil alamin dan orang Islam bukanlah teroris," ujar ayah satu anak itu.

Bagi mantan wartawan CNBC itu, Indonesia sebagai negara dengan populasi Islam terbesar di dunia merupakan surga yang ada di dunia. Ia pun kini tengah mengurus naturalisasi dengan menjadi WNI sebagai ranah perjuangannya terhadap Islam. - ant

Mantan Tukang Tato Yakuza jadi Imam Masjid di Jepang

Mantan tukang tato Yakuza jadi Imam masjid di Jepang
Abdullah Taki Takazawa Imam Masjid besar di Jepang. (islamicmovement.org)


Nama aslinya Taki Takazawa. Rambutnya gondrong dan tubuhnya dipenuhi tato. Secara penampilan, dia nampak mirip dengan anggota kelompok mafia Jepang, biasa disebut Yakuza.  

Dia memang mantan tukang tato para anggota geng paling ditakuti di Negeri Matahari Terbit itu. Selama 20 tahun profesi itu digelutinya. Tapi pandangan negatif pada penampilan fisiknya itu berubah saat dia mengumandangkan Azan. 

Takazawa kini menjadi Imam sebuah masjid di Ibu Kota Tokyo. Setelah mengucapkan dua kalimat Syahadat, Takazawa mencantumkan nama muslim Abdullah, berarti Hamba Allah SWT.

Perkenalannya dengan Islam secara tidak sengaja terjadi di Wilayah Shibuya. Takazawa melihat seseorang dengan kulit dan janggut putih. Orang itu juga mengenakan baju dan turban warna suci. 

"Orang itu memberikan sebuah kertas dan menyuruh saya membaca kalimat tertera bersama dia," ujarnya seperti dilansir islamicmovement.org (2010).

Kalimat itu ternyata Syahadat, pengakuan pada ke-esaan Allah SWT dan Muhammad SAW sebagai utusannya. Meski tak paham secara keseluruhan, Takazawa pernah mendengar sepintas Allah dan Muhammad. Seperti kebanyakan penduduk Jepang, Takazawa menganut aliran kepercayaan Shinto.

Pertemuan dengan orang serba putih itu membekas di ingatan Takazawa. Dua tahun setelah memeluk Islam, dia bertemu lagi dengan sosok inspiratifnya itu. 

"Ternyata dia pernah menjadi Imam di Masjid Nabawi, Kota Madinah, Arab Saudi. Saya bersyukur bisa bertemu dengannya," katanya.

Imam Masjid Nabawi itu meminta Takazawa untuk menjadi Imam di masjid di wilayah Shinjuku. Sebelumnya, dia melaksanakan ibadah haji dan menimba ilmu beberapa bulan di Kota Makkah. 

Nama Takazawa terkenal lantaran dia menjadi satu diantara lima imam Masjid besar di Jepang, dari 13 juta populasi manusia di Tokyo


Rabu, 03 Oktober 2012

Diam's, Penyanyi Top Eropa telah Berhijab



PARIS -- Bukan rahasia bahwa Diam's merupakan salah satu penyanyi top Eropa yang telah memeluk Islam. Saat ini, penyanyi bernama asli Melanie Georgiades ini tak lagi sungkan menunjukkan keyakinannya dengan tampil mengenakan hijab di televisi.

Diam's / Melanie
Dalam wawancara eksklusif dengan televisi nasional Prancis, TF1, Diam's menceritakan bagaimana ia memilih Islam.

Wanita 32 tahun ini mengaku, pencariannya bermula ketika ia mengalami depresi."Di puncak kesuksesan karir, saya menderita depresi berat. Saya telah mengunjungi banyak psikolog, tapi tidak satu pun dari mereka yang bisa membantu saya," kata peraih MTV Europe Music Awards 2006 itu seperti dilansir Press TV, Ahad (1/10).

Diam's mengaku mulai menemukan jawaban atas segala kegundahan hatinya ketika melihat seorang rekan Muslim-nya menunaikan shalat. Sejak saat itu, ia mulai mempelajari Islam lewat membaca kitab suci Alquran.

"Memeluk Islam adalah hasil perenungan pribadi saya setelah mempelajari agama ini dan membaca Alquran," ujar diva yang telah menghasilkan lima album ini. Diam's memeluk Islam pada 2008 silam di Pulau Mauritus.

Setelah masuk Islam, ia lebih fokus pada kegiatan-kegiatan sosial seperti membantu anak-anak yatim piatu.



Sumber

Minggu, 30 September 2012

Dukung Palestina, Cristiano Ronaldo Dikecam Israel

Dukung Palestina, Cristiano Ronaldo Dikecam Israel

ATJEHCYBER | YERUSALEM – Berbeda dengan Barcelona yang memiliki kedekatan dengan Israel, Real Madrid malah memilih mendekat dengan Palestina. Tidak hanya ditunjukkan kebijakan klub, sikap pemain Los Blancos juga demikian. 

Yang paling mencolok adalah langkah yang dilakukan pemain termahal di dunia Cristiano Ronaldo. Bintang Seleccao yang dilabeli media barat memiliki sifat sombong itu ternyata memiliki hati mulia. 

Mantan penggawa Manchester United itu dengan penuh keikhlasan memberikan sepatu emas yang diraihnya musim 2011 kepada kepada lembaga amal klubnya. Hal itu dilakukan pemain berjuluk CR7 itu untuk membantu anak-anak Palestina.

Laman Qodsna pada akhir tahun lalu mengabarkan, lembaga amal Real Madrid melelang sepatu emas milik Ronaldo itu hingga 1,4 juta euro alias Rp 16,77 miliar. Uang hasil lelang itu disumbangkan untuk membangun beberapa sekolah yang hancur di sepanjang di Jalur Gaza.Dukungan Pemain Terbaik Dunia pada 2008 tersebut tidak berhenti sampai di situ. 

Sebelumnya ketika masih memperkuat tim Iblis Merah, dalam sebuah acara Ronaldo.mengenakan kafiyeh alias syal Palestina. Tindakannya itu mendapat kecaman hebat dari lobi-lobi Zionis dan media barat. Beberapa media barat yang berafiliasi dengan Yahudi seakan memusuhinya dan mencitrakan segala keburukannya.

Namun ada juga sebagian media Inggris menyebut aksi Ronaldo itu sebagai bentuk kemanusiaan. Ia menunjukkan kepedulian dan solidaritasnya terhadap krisis Palestina dan warga Jalur Gaza. Ronaldo dikabarkan pernah langsung berkunjung ke tanah pendudukan Palesrina pada 2007 dan 2005. 

Di sana dia disambut suka cita oleh warga Palestina dan mendapat pengawalan ketat. Tapi lagi-lagi Ronaldo dikecam media yang pemiliknya mendukung kebijakan pemerintah Zionis.


Alexander Litvinenko: Mualaf Dua Hari Sebelum Ajal



Nama Alexander Litvinenko mungkin tidak begitu asing terdengar di telinga sebagian masyarakat dunia. Sosoknya memang sempat menghiasi pemberitaan di berbagai media internasional pada paruh kedua tahun 2006 silam, setelah kematiannya terungkap karena dibunuh dengan racun sejenis bahan radio aktif isotop polonium 210, racun yang sama yang menewaskan Yaseer Arafat.

Sebelum ajal menjemput, ternyata mantan agen mata-mata rahasia badan intelijen Rusia, Federal Security Sevice itu berpesan agar ia dimakamkan dengan cara Islam. Memang, saat itu hanya beberapa orang terdekat Litvinenko yang mengetahui perihal keislamannya. 

Sejumlah media massa internasional memberitakan bahwa upacara pemakamannya memang dilakukan secara rahasia yang dihadiri sedikitnya 30 orang kerabat dekat Litvinenko. Upacara pemakamannya sendiri dilangsungkan di kawasan utara Kota London, Inggris. 

Upacara terpisah untuk menghormatinya yang terakhir kali juga diselenggarakan di Masjid Regent's Park, London. Ini sesuai dengan keinginannya agar prosesi pemakamannya diselenggarakan sesuai dengan syariat Islam. 

Bahkan sang ayah, Walter Litvinenko, dilaporkan ikut menghadiri upacara di Masjid Regent's Park bersama pentolan pejuang Chechnya, Akhmed Zakayev. Kerabat Litvinenko mengatakan, ayah tiga anak itu sudah menjadi Muslim sebelum meninggal. 

Saat dirinya terbaring di rumah sakit

Menurut Walter, anak laki-lakinya itu sudah menyatakan diri masuk Islam saat terbaring sekarat di Rumah Sakit London sampai akhirnya meninggal pada 23 November 2006. ''Litvinenko masuk Islam dua hari sebelum ajal menjemput,'' kata Walter kepada Radio Free Europe. 

Dalam wawancara dengan surat kabar Rusia, Kommersant, yang dikutip Times Online edisi 5 Desember 2006, Walter mengatakan, anaknya yang semula memeluk Kristen Ortodoks menyatakan permintaan terakhirnya sebelum meninggal, yaitu agar ia dimakamkan secara Islam.

''Dia bilang, ingin dikubur dengan cara Islam. Saya bilang, semuanya akan dilakukan seperti yang dia inginkan. Kami sudah memiliki seorang Muslim di keluarga kami. Namun yang paling penting adalah meyakini Yang Maha Besar, Tuhan itu satu,'' papar Walter. 

Sementara seorang kolega Litvinenko, Ghayasuddin Siddiqui, yang saat itu menjabat sebagai Ketua Parlemen Muslim Britania Raya, mengungkapkan bahwa Litvinenko telah resmi memeluk Islam beberapa hari sebelum ia diracun. 

Sedangkan Akhmed Zakayev, yang pernah bertetangga dengan Litvinenko, berkata, ''Sehari sebelum kematiannya, dia (Litvinenko) minta dibacakan Alquran dan mengatakan kepada istrinya dan anggota keluarga lainnya bahwa dia menginginkan agar dimakamkan dalam tradisi Islam.'' 

Tak diperoleh keterangan alasan Litvinenko memeluk Islam. Namun, dari beberapa situs yang mengungkapkan perjalanan kariernya, tampaknya Litvinenko kecewa pada sikap Pemerintah Rusia yang selalu memerangi kelompok Muslim Chechnya. Karena itu pula, sejumlah situs mengungkapkan, pembunuhan atas Litvinenko terkait dengan sejumlah pernyataannya yang menyinggung kebijakan Pemerintah Rusia saat itu. 

Selain itu, ketertarikan Litvinenko pada Islam tampak dengan sikap umat Islam yang damai dan akan bertindak bila mereka terdesak demi mempertahankan diri. Ia melihat, umat Islam senantiasa berjuang untuk perdamaian. 

Ayahnya, Walter Litvinenko, mengatakan, anaknya itu tumbuh kecewa dengan apa yang disebut hierarki dalam gereja Ortodoks Rusia. Ia sudah berusaha menyampaikan ketidaksimpatikannya atas sikap gereja, namun tak dituruti.


Selasa, 18 September 2012

Gadis asal Kupang Nyatakan Syahadat di Aceh

Ameri, Kini ia berganti nama menjadi Maqfirah


ATJEHCYBER | BIREUEN (serambi) - Ameri (21) gadis asal Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT), menemukan hidayah terhadap kebenaran Islam di Kabupaten Bireuen. Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat di Meunasah Kulah Batee, Kota Juang, Bireuen, Jumat (14/9) malam, Ameri berganti nama menjadi Maqfirah.

Maqfirah yang selama ini menetap dan bekerja di toko kue Mutiara Baru Bireuen, disyahadatkan oleh Tgk Tarmizi, pimpinan Dayah Asjadi Darussa’adah Meunasah Capa, Kota Juang. Sebelumnya ia penganut agama Kristen Protestan. Dalam acara pensyahadatan itu turut disaksikan beberapa tokoh masyarakat setempat.

Tgk Tarmizi mengatakan, setelah resmi memeluk Agama Islam, Maqfirah akan belajar ilmu Agama Islam di dayah atau pesantren maupun balai-balai pengajian yang dekat dengan tempat kerjanya. Karena siangnya gadis yatim piatu itu bekerja mencari nafkah di toko kue milik warga Tionghoa di Bireuen.

“Saya memeluk Islam karena panggilan hati dan tidak ada paksaan dari pihak manapun, setelah ini saya akan belajar Islam dengan sungguh-sungguh,” ujar Maqfirah yang baru setahun lebih menetap di Bireuen.

Sebelumnya, seorang warga keturunan Cina bernama Belli Sanry, juga resmi memeluk Islam. Proses pensyahadatan pria yang berganti nama menjadi Muhammad Hidayat itu berlangsung di Masjid Almukarramah Gampong Cot Baroh, Kecamatan Kutablang, Bireuen, Jumat (14/9) usai shalat Jum’at. Ia disyahadatkan oleh Tgk HM Nasir Mustafa yang juga Imam Besar Masjid Almukarramah.(c38)


Sumber

Camilla Leyland, Wanita Cantik asal Inggris jadi Muallaf



Perempuan punya hak yang sama dalam menentukan nasibnya. Bahkan, dalam Alquran disebutkan, kemuliaan seorang anak manusia bukan karena kecantikan, jenis kelamin, maupun suku bangsanya, melainkan karena takwanya kepada Allah. (QS Al-Hujurat [49]: 13).

Islam menempatkan perempuan sebagai mitra laki-laki dalam meraih ketakwaan. Tidak akan ada kehebatan seorang jenderal, intelektual, menteri, pejabat pemerintah, atau presiden sekalipun, tanpa keterlibatan seorang perempuan. Sebab, peran serta perempuan pula yang membawa dia menjadi anak yang sehat, cerdas, dan terampil.

Prinsip Islam yang demikian inilah, yang akhirnya membawa Camilla Leyland, seorang guru Yoga untuk memilih dan memeluk agama Islam.

“Saya tahu, orang pasti akan terkejut mendengar kata feminisme dan Islam. Namun jangan salah, dalam Alquran, perempuan mempunyai kedudukan setara dengan laki-laki,” ujarnya. “Dan ketika agama ini dilahirkan, perempuan adalah warga kelas dua dalam masyarakat misoginis.”

Perempuan kelahiran Southampton, Inggris, ini menambahkan, banyak orang yang salah dalam mendudukkan antara budaya dan agama.

"Di negara Islam, kebebasan perempuan dikungkung mungkin ada benarnya. Namun, jangan salah juga, ketika saya tumbuh, saya juga merasa tertekan dalam kultur masyarakat Barat yang begini,'' ungkapnya.


Tekanan yang ia maksud adalah tuntutan sosial agar perempuan berlaku sama dengan pria, dengan minum-minuman keras dan melakukan seks bebas. Dalam pandangannya, semua tuntutan sosial tersebut tidak memiliki arti apa pun.


Sebaliknya, ia mengagumi nilai-nilai yang diajarkan Islam mengenai hubungan antara perempuan dan laki-laki. "Dalam Islam, ketika Anda mulai menjalin hubungan, maka artinya adalah sebuah komitmen yang intens," ujarnya.

Beda dengan pandangan Barat soal perlakuan Islam atas perempuan, ia justru tertarik untuk mempelajari Islam karena alasan ini. Menurutnya, tak seperti pandangan banyak orang di negara-negara Barat, Islam justru memosisikan kaum perempuan setara dengan laki-laki dalam fungsi dan tugas masing-masing.

Camilla adalah seorang guru Yoga yang sangat terkenal di Kota Southampton. Ia mendirikan pusat pelatihan yoga dengan nama Camilla Yoga. Bahkan, bagi warga Cornwall, Inggris, nama Camilla sudah tak asing lagi. Ibu seorang putri bernama Inaya ini rutin mengajarkan yoga kepada peserta didiknya.

Camilla tumbuh dan dibesarkan dalam lingkungan kelas menengah Inggris. Ayahnya adalah direktur Southampton Institute of Education dan ibunya seorang dosen ekonomi.

Camilla pertama kali bersinggungan dengan Islam saat duduk di bangku sekolah menengah. Dahaganya akan pengetahuan keislaman agak terpuaskan setelah ia masuk bangku universitas.

Karena ketertarikannya terhadap Islamlah, Camilla kemudian mengambil gelar master di bidang studi Timur Tengah.

Ia masuk Islam sejak berusia 20 tahun. Ia berharap bisa memadukan antara Islam dan yoga. Serta bisa menghargai setiap perbedaan dan memberikan nilai-nilai luhur hubungan antarsesama manusia. Juga, menghargai orang tua dan perempuan, sebagaimana ajaran Islam.

Hidayah Melalui Terjemahan Alquran

Banyak cara Allah memberikan kepada hamba yang dikehendakinya untuk menerima kebenaran Islam. Ada yang karena membandingkan kitab suci Alquran dengan lainnya, persoalan perempuan, hak asasi, bahkan melalui bacaan Alquran.

Demikian juga dengan Camilla Leyland. Selain karena perhargaan Islam atas perempuan, pencerahan agama mulia ini ia dapatkan dengan mempelajari Alquran, kendati melalui terjemahannya.

Hidayah dan pencerahan itu ia rasakan saat tinggal dan bekerja di Suriah. Ia semakin tertarik pada Islam setelah membaca terjemahan Alquran. Berawal dari sinilah ia mulai menyadari bahwa Islamlah yang dicarinya selama ini. "Saya pun bertekad untuk menjadi mualaf,'' ungkapnya.

Keputusannya untuk memeluk Islam, diakui Camilla, membuat teman-teman dan keluarganya heran.

''Orang-orang akan sulit percaya bahwa seorang perempuan yang berpendidikan tinggi, berasal dari kelas menengah, dan berkulit putih pula, memilih untuk menjadi Muslim,'' katanya, menirukan komentar ayahnya saat itu.

Kendati orang-orang di sekelilingnya memandang heran terhadap keputusannya ini, namun Camilla mantap menjadi Muslimah.

Ia bahkan sempat mengenakan jilbab, meski kini dia memilih tampil tanpa jilbab. Namun, ia mengaku tak pernah meninggalkan kewajibannya sebagai seorang Muslimah untuk menunaikan shalat lima waktu.

Ia bercerita, makin kuat tekadnya memegang teguh agamanya saat menghadiri pesta ulang tahun temannya di sebuah bar, saat itu ia tampil dengan jilbabnya.

''Saya berjalan, dengan jilbab dan pakaian rapat, melihat semua mata menatap saya dan beberapa tamu yang mabuk mengucapkan kata-kata tak senonoh atau menari di hadapan saya secara provokatif," tuturnya.

"Untuk pertama kalinya saya menyaksikan masa lalu saya dengan sebelah mata dan saya tahu, saya tak akan pernah ingin kembali pada kehidupan semacam itu.''

Camilla juga merasa bersyukur menemukan Islam. Dengan keislaman yang disandangnya kini, ia merasa telah menjadi orang yang merdeka.

"Saya bersyukur menemukan jalan keluar bagi diri saya sendiri. Saya bahagia shalat lima kali sehari dan mengikuti pengajian di masjid. Saya tidak lagi menjadi budak masyarakat yang rusak," tegasnya.


Sumber

Senin, 17 September 2012

“Aku Mengucap Kalimah Syahadah, Sendirian dalam Kamar”


Eric Hensel adalah warga Amerika yang melakukan kerja sukarela di Tunisia, Oman, Bahrain, UAE, dan Mesir untuk membantu orang miskin. Dia tidak hanya melakukan pengembaraan di tempat-tempat yang dia kunjungi, tetapi juga melakukan pengembaraan spiritual.

Ketika saya masih anak-anak dan tumbuh besar di Amerika, saya mendapat didikan Kristen dengan baik. Ibu, ayah, adik-adik dan bahkan tetangga saya, semua mendapat didikan kristen yang baik.

Dengan berlalunya waktu, semua anggota keluarga saya secara perlahan-lahan memisahkan diri dari Gereja. Bukannya kami berhenti dari percaya pada Tuhan atau Kristen, hanya kami dapati bahwa ada sesuatu pada Gereja yang tidak dapat kami terima. Pada saat itulah saya pergi mengembara. Saya mula mencari berbagai agama termasuk Judaisme, Kristen dan Islam.

Bekerja di Tunisia

Saya begitu tertarik untuk pergi ke utara Afrika dan ditawari bekerja di Tunisia. Bukanlah mudah untuk saya beradaptasi.Apalagi banyak teman-teman saya berkata tentang utara Afrika atau mengenai kawasan kesukuan negara-negara Arab. Saya tidak mengindahkan; saya tetap pergi.

Di Tunisia, saya dapati orang-orang di sini tidak begitu banyak bercerita tentang Islam. Tunisia bukanlah sebuah tempat dimana seorang asing bisa datang dan belajar banyak tentang agama. Namun, saya menemui orang-orang yang begitu baik dan memperlihatkan keikhlasan mereka yang hanya saya temui di bagian negara ini. Bukan bermaksud hal ini tidak berlaku di tempat lain, tetapi untuk beberapa alasan, orang-orang Tunisia memperlihatkan ada sesuatu yang terdapat jauh dikedalaman budaya mereka, sesuatu yang begitu tersusun dan itu diperlukan oleh semua orang.

Saya tinggal di sebuah negara Muslim yang mengamalkan ajaran Islam. Saya melihat banyak sekali nilai-nilai Islam yang menembusi budayanegara.

Kali pertama saya mendengar lantunan azan, ketika itu saya sedang berjalan di sebuah lorong, tiba-tiba saja kedengaran laungan Allahu Akbar dari speaker. Saya bertanya dalam bahasa Prancis 'Qui chante?' yang artinya 'Siapa sedang menyanyi?'

Saya tidak tahu bahwa itu merupakan laungan azan. Saya fikir ada seseorang yang sedang menyanyi lewat speaker, seperti yang selalu saya dengar di Tunisia dan semua orang akan menyanyi, maka ia merupakan sesuatu yang mengejutkan bagi saya.

Ketika berada di universitas, saya belajar sedikit mengenai Islam dan saya merasakan Islam adalah sesuatu yang suci tetapi berbeda. Saya tidak pernah punya pikiran jahat berkaitan agama maupun penganutnya. Hanya saya merasakan ia begitu asing bagi saya. Saya pikir ia akan dipandang rendah oleh masyarakat saya, dan sudah pasti terjadi perubahan besar dalam gaya hidup. Hal itu lebih ketat dari kehidupan bebas dan longgar yang saya amalkan.

Saya banyak belajar berkaitan Islam di universitas dan saya juga berinteraksi dengan Muslim di universitas, kemudian juga di Tunisia, di Dubai, di Bahrain, Oman, dan hampir semua negara Teluk. Tetapi tidak ada yang begitu menarik perhatian saya sehingga saya membaca buku dari seorang lelaki Iowa, Amerika. Saya percaya dia tinggal di Inggris, dia menulis sebuah buku berjudul 'Sebuah Sejarah Ringkas Berkaitan Hampir Semuanya' (A Short History of Nearly Everything).

Ia merupakan sebuah buku saintifik yang menjelaskan secara dasar apa yang kita tahu, dan selepas melihatnya saya berkata 'wow! buku ini sungguh menakjubkan, manusia memang mengetahui banyak informasi.' Pada akhir sebuah bagian, dia menulis; 'Ini hanyalah kurang dari 5 persen dari informasi dari apa yang sebenarnya berada di luar sana.'

Buku tersebut mengandungi lebih kurang 800 halaman, dan ia menyebut seluruh sejarah dunia. Ia juga menyentuh semua topik yang dikatakan sebagai ciptaan Tuhan atau seorang saintis berusaha untuk mencari apa maksudnya.

Saya terus-terusan tiba ke satu titik yang sama: Tuhan telah melakukan semuanya untuk kita karena kita tidak dapat membalas atau belajar apa yang Dia berikan dalam satu penjelasan. Satu bagian dari buku itu menarik hati saya, dia menulis kita bisa pergi ke Amazon di Amerika Selatan dan menggoyang pohon apa saja dan setelah menggoyang dengan keras, sesuatu akan terjatuh dari atasnya. Sesuatu yang tidak pernah kita dengar sebelum ini, tidak pernah direkam sebelum keberadaann manusia.

Saya punya banyak teman yang tinggal di Dubai.Saya sering bertanya mereka pertanyaan sehingga mereka akan berkata 'berhenti dari bertanya karena anda akan berhenti mengambil langkah seterusnya dalam hidup anda. Jika anda bertanya mengapa wanita harus menutupi diri mereka, ia merupakan pertanyaan negatif tentang agama, sebaiknya anda berkata: Mengapa wanita tidak menutupi diri mereka dengan cara demikian? Atau, mengapa wanita kelihatan alami seperti ini? Lihatlah gambar secara keseluruhan bagi semua hal dalam kehidupan. Jangan asyik bertanya pertanyaan-pertanyaan yang aneh tentang Islam, dan anda terus saja bertanya berkali-kali.'

Mencari Kebenaran Berlanjut

Saya mulai belajar sendiri. Saya menyadari bahwa diri saya yang bertanya kepada orang lain hanya memberikan dampak bahwa orang tersebut mengetahuinya. Dan mungkin apa yang mereka lihat hal itu bermanfaat kepada saya tetapi agama bukan saja tentang diri anda atau orang lain. Ia adalah berkaitan dengan anda dan apa yang anda cari menerusi hati anda apa yang memberi makna dan apa yang akan membuat kehidupan anda menjadi lebih baik.

Sebaiknya saya memulai kisahnya. Saya hampir saja menggigil, berpeluh, bukan detik itu, tetapi ketika saya mula belajar sendiri dan mulaimenyendiri dalam kamar. Saya merasakan tekanan yang kuat; masyarakat tidak pernah mendatangkan tekananseperti ini. Saya adalah seorang yang independen maka saya tidak pernah merasakan tekanan dari masyarakat, tetapi tiba-tiba saya merasakan seperti ditekan, saya sendiri tidak dapat memahaminya.

Saya beli sehelai sajadah. Saya tinggal di Timur Tengah. Saya mencari beberapa buku yang memberi rujukan bahasa Inggris; mulai mencari informasi lewat internet seperti membuka situs Wikipedia dan lain-lain, sehingga saya merasakan bahwa saya tidak dapat mempelajari semuanya, tidak ada cara untuk mempelajari semuanya.

Anda mempunyai satu detik; dan pada saat yang sama anda merebut peluang itu, atau anda terlepas dari mendapatkannya. Kemudian baru anda sadar keesokkan harinya anda akan mati, saya mungkin melepaskan peluang tersebut dan tidak lagi dapat menilai diri, kini saya tahu bahwa itu adalah dunia atau akhirat, dan saya sedang melihat kepada dunia dengan penuh penyesalan seolah-olah saya akan kehilangannya.

Perkara-perkara kecil yang tidak saya peduli, seperti minum alkohol atau makan babi, perkara-perkara kecil yang tidak membawa arti memenuhi pemikiran seseorang dan mereka tidak ingin meninggalkannya, tetapi anda merasa tertekan untuk melakukan sesuatu yang lebih penting.

Saya pikir selama seminggu dan saya hanya berkata 'saya tidak akan memberi risiko terhadap apa yang saya percayai dan ini merupakan satu yang baru, tetapi bukan sesuatu yang berbeda. Ia seperti lahir kembali, sama seperti saya lahir dengannya; tidak ada yang berbeda sama sekali.

Saya pun mengucapkan dua kalimah syahadah, sendirian, dalam kamar saya, terasing. Saya berusaha untuk shalat sebaik mungkin tanpa mengetahui apa-apa.

Pada detik itu, saya ingin melepaskan semuanya, itulah masanya saya menyerah, ketika saya mengatakan bahwa semuanya tidak berarti dalam kehidupan.Karena mungkin saja esok akan berakhir dan andainya saya bersedia untuk menghadapi apa yang akan terjadi….sebelumnya hidup saya tidak berarti; hanya saya hidup tanpa tujuan.

Karena saya banyak melakukan perjalanan, saya tidak pernah berada di satu tempat dalam jangka waktu yang lama, maka saya tidak punya siapapun; saya merasa kehilangan. Keluarga saya tinggal di Amerika. Mereka merupakan keluarga yang baik dan senantiasa memberi dukungan kepada saya.

Tetapi mempunyai keluarga Islam yang memberi dukungan kepada anda merupakan satu hal penting dalam menjalani kehidupan sebagai seorang Muslim. Saya diberikan tempat yang tepat untuk belajar bahasa Arab dan Islam.

Saya bekerja sebagai sukarelawan. Bersama sukarelawan lain, saya pergi ke Emirat dan membantu keluarga yang memerlukan. Kami mulai dengan mendapatkan informasi berkaitan keluarga tersebut, memastikan bahwa mereka memang layak menerima bantuan. Mencari keluarga dari jaringan dan tetangga serta bantuan, kemudian kami akan mengunjungi mereka dan mengakses apakah keperluan mereka secara detil.

Sebenarnya saya telah melakukan kerja ini semasa usia saya lebih muda; saya melakukannya di Amerika dengan membantu rakyat Detroit di berbagai daerah, tetapi sebagian besar kerja saya lakukan selepas saya datang ke Timur Tengah. Kami banyak sekali melakukan kerja-kerja pembangunan pemuda, secara pribadi saya melihatnyaianya merupakan jalan terbaik buat saya, hal ini lebih memuaskan dari bidang bisnis atau mendapat kerja untuk meraih keuntungan. Selama bertahun-tahun saya bekerja secara sukarela dan non profit.

Surat al-Baqarah ayat 197menyebutkan, "Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal."

Mempelajari atau membaca Quran atau mempelajari bahasa Arab atau mempelajari ajaran fundamental Islam, sebagai seorang yang baru memeluk Islam ia merupakan upaya dan usaha yang terbesar. Banyak yang datang dan pergi. Sebagian memberikan bantuan sedikit, semua ingin membantu tetapi mungkin saja mereka bukan orang yang sebenarnya yang dapat membantu anda.

Bagaimanapun, saya memaksa diri saya untuk belajar dan mempraktikkan bahasa Arab klasik bukan sekadar bahasa yang anda dengar di tepi jalan. Semuanya telah diberikan kepada saya, saya sungguh beruntung! Saya tidak perlu menderita hanya karena saya memilih jalan lain untuk kehidupan saja atau sesuatu yang harus saya pelajari demi menjalani kehidupan yang lebih baik.

Sedikit demi sedikit, saya merasa bertambah kuat dan tidak lagi perlu bergantung pada yang lain untuk membimbing saya. Ada baiknya dan ada juga buruknya, karena hal ini lebih banyak mengambarkan persepsi saya dan pengalaman saya dalam komunitas Islam. Bagaimanapun, ia mengambarkan bagaimana anda harus menjawab sendiri pada Hari Kiamat nanti dan setiap hari dalam kehidupan anda. Bukan orang lain, tetapi andalah sendiri yang harus memberikan jawabannya.

sumber: (IRIB/onislam.net)