Eric Hensel adalah warga
Amerika yang melakukan kerja sukarela di Tunisia, Oman, Bahrain, UAE,
dan Mesir untuk membantu orang miskin. Dia tidak hanya melakukan
pengembaraan di tempat-tempat yang dia kunjungi, tetapi juga melakukan
pengembaraan spiritual.
Ketika saya masih anak-anak dan
tumbuh besar di Amerika, saya mendapat didikan Kristen dengan baik. Ibu,
ayah, adik-adik dan bahkan tetangga saya, semua mendapat didikan
kristen yang baik.
Dengan berlalunya waktu, semua
anggota keluarga saya secara perlahan-lahan memisahkan diri dari Gereja.
Bukannya kami berhenti dari percaya pada Tuhan atau Kristen, hanya kami
dapati bahwa ada sesuatu pada Gereja yang tidak dapat kami terima. Pada
saat itulah saya pergi mengembara. Saya mula mencari berbagai agama
termasuk Judaisme, Kristen dan Islam.
Bekerja di Tunisia
Saya
begitu tertarik untuk pergi ke utara Afrika dan ditawari bekerja di
Tunisia. Bukanlah mudah untuk saya beradaptasi.Apalagi banyak
teman-teman saya berkata tentang utara Afrika atau mengenai kawasan
kesukuan negara-negara Arab. Saya tidak mengindahkan; saya tetap pergi.
Di Tunisia, saya dapati
orang-orang di sini tidak begitu banyak bercerita tentang Islam. Tunisia
bukanlah sebuah tempat dimana seorang asing bisa datang dan belajar
banyak tentang agama. Namun, saya menemui orang-orang yang begitu baik
dan memperlihatkan keikhlasan mereka yang hanya saya temui di bagian
negara ini. Bukan bermaksud hal ini tidak berlaku di tempat lain, tetapi
untuk beberapa alasan, orang-orang Tunisia memperlihatkan ada sesuatu
yang terdapat jauh dikedalaman budaya mereka, sesuatu yang begitu
tersusun dan itu diperlukan oleh semua orang.
Saya tinggal di sebuah negara
Muslim yang mengamalkan ajaran Islam. Saya melihat banyak sekali
nilai-nilai Islam yang menembusi budayanegara.
Kali pertama saya mendengar
lantunan azan, ketika itu saya sedang berjalan di sebuah lorong,
tiba-tiba saja kedengaran laungan Allahu Akbar dari speaker. Saya
bertanya dalam bahasa Prancis 'Qui chante?' yang artinya 'Siapa sedang
menyanyi?'
Saya tidak tahu bahwa itu
merupakan laungan azan. Saya fikir ada seseorang yang sedang menyanyi
lewat speaker, seperti yang selalu saya dengar di Tunisia dan semua
orang akan menyanyi, maka ia merupakan sesuatu yang mengejutkan bagi
saya.
Ketika berada di universitas,
saya belajar sedikit mengenai Islam dan saya merasakan Islam adalah
sesuatu yang suci tetapi berbeda. Saya tidak pernah punya pikiran jahat
berkaitan agama maupun penganutnya. Hanya saya merasakan ia begitu
asing bagi saya. Saya pikir ia akan dipandang rendah oleh masyarakat
saya, dan sudah pasti terjadi perubahan besar dalam gaya hidup. Hal itu
lebih ketat dari kehidupan bebas dan longgar yang saya amalkan.
Saya banyak belajar berkaitan
Islam di universitas dan saya juga berinteraksi dengan Muslim di
universitas, kemudian juga di Tunisia, di Dubai, di Bahrain, Oman, dan
hampir semua negara Teluk. Tetapi tidak ada yang begitu menarik
perhatian saya sehingga saya membaca buku dari seorang lelaki Iowa,
Amerika. Saya percaya dia tinggal di Inggris, dia menulis sebuah buku
berjudul 'Sebuah Sejarah Ringkas Berkaitan Hampir Semuanya' (A Short
History of Nearly Everything).
Ia merupakan sebuah buku
saintifik yang menjelaskan secara dasar apa yang kita tahu, dan selepas
melihatnya saya berkata 'wow! buku ini sungguh menakjubkan, manusia
memang mengetahui banyak informasi.' Pada akhir sebuah bagian, dia
menulis; 'Ini hanyalah kurang dari 5 persen dari informasi dari apa
yang sebenarnya berada di luar sana.'
Buku tersebut mengandungi lebih
kurang 800 halaman, dan ia menyebut seluruh sejarah dunia. Ia juga
menyentuh semua topik yang dikatakan sebagai ciptaan Tuhan atau seorang
saintis berusaha untuk mencari apa maksudnya.
Saya terus-terusan tiba ke satu
titik yang sama: Tuhan telah melakukan semuanya untuk kita karena kita
tidak dapat membalas atau belajar apa yang Dia berikan dalam satu
penjelasan. Satu bagian dari buku itu menarik hati saya, dia menulis
kita bisa pergi ke Amazon di Amerika Selatan dan menggoyang pohon apa
saja dan setelah menggoyang dengan keras, sesuatu akan terjatuh dari
atasnya. Sesuatu yang tidak pernah kita dengar sebelum ini, tidak pernah
direkam sebelum keberadaann manusia.
Saya punya banyak teman yang
tinggal di Dubai.Saya sering bertanya mereka pertanyaan sehingga mereka
akan berkata 'berhenti dari bertanya karena anda akan berhenti mengambil
langkah seterusnya dalam hidup anda. Jika anda bertanya mengapa wanita
harus menutupi diri mereka, ia merupakan pertanyaan negatif tentang
agama, sebaiknya anda berkata: Mengapa wanita tidak menutupi diri mereka
dengan cara demikian? Atau, mengapa wanita kelihatan alami seperti ini?
Lihatlah gambar secara keseluruhan bagi semua hal dalam kehidupan.
Jangan asyik bertanya pertanyaan-pertanyaan yang aneh tentang Islam, dan
anda terus saja bertanya berkali-kali.'
Mencari Kebenaran Berlanjut
Saya mulai belajar sendiri. Saya
menyadari bahwa diri saya yang bertanya kepada orang lain hanya
memberikan dampak bahwa orang tersebut mengetahuinya. Dan mungkin apa
yang mereka lihat hal itu bermanfaat kepada saya tetapi agama bukan saja
tentang diri anda atau orang lain. Ia adalah berkaitan dengan anda dan
apa yang anda cari menerusi hati anda apa yang memberi makna dan apa
yang akan membuat kehidupan anda menjadi lebih baik.
Sebaiknya saya memulai kisahnya.
Saya hampir saja menggigil, berpeluh, bukan detik itu, tetapi ketika
saya mula belajar sendiri dan mulaimenyendiri dalam kamar. Saya
merasakan tekanan yang kuat; masyarakat tidak pernah mendatangkan
tekananseperti ini. Saya adalah seorang yang independen maka saya tidak
pernah merasakan tekanan dari masyarakat, tetapi tiba-tiba saya
merasakan seperti ditekan, saya sendiri tidak dapat memahaminya.
Saya beli sehelai sajadah. Saya
tinggal di Timur Tengah. Saya mencari beberapa buku yang memberi rujukan
bahasa Inggris; mulai mencari informasi lewat internet seperti membuka
situs Wikipedia dan lain-lain, sehingga saya merasakan bahwa saya tidak
dapat mempelajari semuanya, tidak ada cara untuk mempelajari semuanya.
Anda mempunyai satu detik; dan
pada saat yang sama anda merebut peluang itu, atau anda terlepas dari
mendapatkannya. Kemudian baru anda sadar keesokkan harinya anda akan
mati, saya mungkin melepaskan peluang tersebut dan tidak lagi dapat
menilai diri, kini saya tahu bahwa itu adalah dunia atau akhirat, dan
saya sedang melihat kepada dunia dengan penuh penyesalan seolah-olah
saya akan kehilangannya.
Perkara-perkara kecil yang tidak
saya peduli, seperti minum alkohol atau makan babi, perkara-perkara
kecil yang tidak membawa arti memenuhi pemikiran seseorang dan mereka
tidak ingin meninggalkannya, tetapi anda merasa tertekan untuk melakukan
sesuatu yang lebih penting.
Saya pikir selama seminggu dan
saya hanya berkata 'saya tidak akan memberi risiko terhadap apa yang
saya percayai dan ini merupakan satu yang baru, tetapi bukan sesuatu
yang berbeda. Ia seperti lahir kembali, sama seperti saya lahir
dengannya; tidak ada yang berbeda sama sekali.
Saya
pun mengucapkan dua kalimah syahadah, sendirian, dalam kamar saya,
terasing. Saya berusaha untuk shalat sebaik mungkin tanpa mengetahui
apa-apa.
Pada detik itu, saya ingin
melepaskan semuanya, itulah masanya saya menyerah, ketika saya
mengatakan bahwa semuanya tidak berarti dalam kehidupan.Karena mungkin
saja esok akan berakhir dan andainya saya bersedia untuk menghadapi apa
yang akan terjadi….sebelumnya hidup saya tidak berarti; hanya saya hidup
tanpa tujuan.
Karena saya banyak melakukan
perjalanan, saya tidak pernah berada di satu tempat dalam jangka waktu
yang lama, maka saya tidak punya siapapun; saya merasa kehilangan.
Keluarga saya tinggal di Amerika. Mereka merupakan keluarga yang baik
dan senantiasa memberi dukungan kepada saya.
Tetapi mempunyai keluarga Islam
yang memberi dukungan kepada anda merupakan satu hal penting dalam
menjalani kehidupan sebagai seorang Muslim. Saya diberikan tempat yang
tepat untuk belajar bahasa Arab dan Islam.
Saya bekerja sebagai
sukarelawan. Bersama sukarelawan lain, saya pergi ke Emirat dan membantu
keluarga yang memerlukan. Kami mulai dengan mendapatkan informasi
berkaitan keluarga tersebut, memastikan bahwa mereka memang layak
menerima bantuan. Mencari keluarga dari jaringan dan tetangga serta
bantuan, kemudian kami akan mengunjungi mereka dan mengakses apakah
keperluan mereka secara detil.
Sebenarnya saya telah melakukan
kerja ini semasa usia saya lebih muda; saya melakukannya di Amerika
dengan membantu rakyat Detroit di berbagai daerah, tetapi sebagian besar
kerja saya lakukan selepas saya datang ke Timur Tengah. Kami banyak
sekali melakukan kerja-kerja pembangunan pemuda, secara pribadi saya
melihatnyaianya merupakan jalan terbaik buat saya, hal ini lebih
memuaskan dari bidang bisnis atau mendapat kerja untuk meraih
keuntungan. Selama bertahun-tahun saya bekerja secara sukarela dan non
profit.
Surat al-Baqarah ayat
197menyebutkan, "Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya
Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal
adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal."
Mempelajari atau membaca Quran
atau mempelajari bahasa Arab atau mempelajari ajaran fundamental Islam,
sebagai seorang yang baru memeluk Islam ia merupakan upaya dan usaha
yang terbesar. Banyak yang datang dan pergi. Sebagian memberikan bantuan
sedikit, semua ingin membantu tetapi mungkin saja mereka bukan orang
yang sebenarnya yang dapat membantu anda.
Bagaimanapun, saya memaksa diri
saya untuk belajar dan mempraktikkan bahasa Arab klasik bukan sekadar
bahasa yang anda dengar di tepi jalan. Semuanya telah diberikan kepada
saya, saya sungguh beruntung! Saya tidak perlu menderita hanya karena
saya memilih jalan lain untuk kehidupan saja atau sesuatu yang harus
saya pelajari demi menjalani kehidupan yang lebih baik.
Sedikit demi sedikit, saya
merasa bertambah kuat dan tidak lagi perlu bergantung pada yang lain
untuk membimbing saya. Ada baiknya dan ada juga buruknya, karena hal ini
lebih banyak mengambarkan persepsi saya dan pengalaman saya dalam
komunitas Islam. Bagaimanapun, ia mengambarkan bagaimana anda harus
menjawab sendiri pada Hari Kiamat nanti dan setiap hari dalam kehidupan
anda. Bukan orang lain, tetapi andalah sendiri yang harus memberikan
jawabannya.
sumber: (IRIB/onislam.net)