Photo ke 1 MUA

Koleksi photo Muhammad Umar Adh Dhuhaa

Photo ke 2 MUA

Koleksi photo Muhammad Umar Adh Dhuhaa

Photo ke 3 MUA

Koleksi photo Muhammad Umar Adh Dhuhaa

Photo ke 4 MUA

Koleksi photo Muhammad Umar Adh Dhuhaa

Photo ke 5 MUA

Koleksi photo Muhammad Umar Adh Dhuhaa

Minggu, 30 September 2012

Dukung Palestina, Cristiano Ronaldo Dikecam Israel

Dukung Palestina, Cristiano Ronaldo Dikecam Israel

ATJEHCYBER | YERUSALEM – Berbeda dengan Barcelona yang memiliki kedekatan dengan Israel, Real Madrid malah memilih mendekat dengan Palestina. Tidak hanya ditunjukkan kebijakan klub, sikap pemain Los Blancos juga demikian. 

Yang paling mencolok adalah langkah yang dilakukan pemain termahal di dunia Cristiano Ronaldo. Bintang Seleccao yang dilabeli media barat memiliki sifat sombong itu ternyata memiliki hati mulia. 

Mantan penggawa Manchester United itu dengan penuh keikhlasan memberikan sepatu emas yang diraihnya musim 2011 kepada kepada lembaga amal klubnya. Hal itu dilakukan pemain berjuluk CR7 itu untuk membantu anak-anak Palestina.

Laman Qodsna pada akhir tahun lalu mengabarkan, lembaga amal Real Madrid melelang sepatu emas milik Ronaldo itu hingga 1,4 juta euro alias Rp 16,77 miliar. Uang hasil lelang itu disumbangkan untuk membangun beberapa sekolah yang hancur di sepanjang di Jalur Gaza.Dukungan Pemain Terbaik Dunia pada 2008 tersebut tidak berhenti sampai di situ. 

Sebelumnya ketika masih memperkuat tim Iblis Merah, dalam sebuah acara Ronaldo.mengenakan kafiyeh alias syal Palestina. Tindakannya itu mendapat kecaman hebat dari lobi-lobi Zionis dan media barat. Beberapa media barat yang berafiliasi dengan Yahudi seakan memusuhinya dan mencitrakan segala keburukannya.

Namun ada juga sebagian media Inggris menyebut aksi Ronaldo itu sebagai bentuk kemanusiaan. Ia menunjukkan kepedulian dan solidaritasnya terhadap krisis Palestina dan warga Jalur Gaza. Ronaldo dikabarkan pernah langsung berkunjung ke tanah pendudukan Palesrina pada 2007 dan 2005. 

Di sana dia disambut suka cita oleh warga Palestina dan mendapat pengawalan ketat. Tapi lagi-lagi Ronaldo dikecam media yang pemiliknya mendukung kebijakan pemerintah Zionis.


Alexander Litvinenko: Mualaf Dua Hari Sebelum Ajal



Nama Alexander Litvinenko mungkin tidak begitu asing terdengar di telinga sebagian masyarakat dunia. Sosoknya memang sempat menghiasi pemberitaan di berbagai media internasional pada paruh kedua tahun 2006 silam, setelah kematiannya terungkap karena dibunuh dengan racun sejenis bahan radio aktif isotop polonium 210, racun yang sama yang menewaskan Yaseer Arafat.

Sebelum ajal menjemput, ternyata mantan agen mata-mata rahasia badan intelijen Rusia, Federal Security Sevice itu berpesan agar ia dimakamkan dengan cara Islam. Memang, saat itu hanya beberapa orang terdekat Litvinenko yang mengetahui perihal keislamannya. 

Sejumlah media massa internasional memberitakan bahwa upacara pemakamannya memang dilakukan secara rahasia yang dihadiri sedikitnya 30 orang kerabat dekat Litvinenko. Upacara pemakamannya sendiri dilangsungkan di kawasan utara Kota London, Inggris. 

Upacara terpisah untuk menghormatinya yang terakhir kali juga diselenggarakan di Masjid Regent's Park, London. Ini sesuai dengan keinginannya agar prosesi pemakamannya diselenggarakan sesuai dengan syariat Islam. 

Bahkan sang ayah, Walter Litvinenko, dilaporkan ikut menghadiri upacara di Masjid Regent's Park bersama pentolan pejuang Chechnya, Akhmed Zakayev. Kerabat Litvinenko mengatakan, ayah tiga anak itu sudah menjadi Muslim sebelum meninggal. 

Saat dirinya terbaring di rumah sakit

Menurut Walter, anak laki-lakinya itu sudah menyatakan diri masuk Islam saat terbaring sekarat di Rumah Sakit London sampai akhirnya meninggal pada 23 November 2006. ''Litvinenko masuk Islam dua hari sebelum ajal menjemput,'' kata Walter kepada Radio Free Europe. 

Dalam wawancara dengan surat kabar Rusia, Kommersant, yang dikutip Times Online edisi 5 Desember 2006, Walter mengatakan, anaknya yang semula memeluk Kristen Ortodoks menyatakan permintaan terakhirnya sebelum meninggal, yaitu agar ia dimakamkan secara Islam.

''Dia bilang, ingin dikubur dengan cara Islam. Saya bilang, semuanya akan dilakukan seperti yang dia inginkan. Kami sudah memiliki seorang Muslim di keluarga kami. Namun yang paling penting adalah meyakini Yang Maha Besar, Tuhan itu satu,'' papar Walter. 

Sementara seorang kolega Litvinenko, Ghayasuddin Siddiqui, yang saat itu menjabat sebagai Ketua Parlemen Muslim Britania Raya, mengungkapkan bahwa Litvinenko telah resmi memeluk Islam beberapa hari sebelum ia diracun. 

Sedangkan Akhmed Zakayev, yang pernah bertetangga dengan Litvinenko, berkata, ''Sehari sebelum kematiannya, dia (Litvinenko) minta dibacakan Alquran dan mengatakan kepada istrinya dan anggota keluarga lainnya bahwa dia menginginkan agar dimakamkan dalam tradisi Islam.'' 

Tak diperoleh keterangan alasan Litvinenko memeluk Islam. Namun, dari beberapa situs yang mengungkapkan perjalanan kariernya, tampaknya Litvinenko kecewa pada sikap Pemerintah Rusia yang selalu memerangi kelompok Muslim Chechnya. Karena itu pula, sejumlah situs mengungkapkan, pembunuhan atas Litvinenko terkait dengan sejumlah pernyataannya yang menyinggung kebijakan Pemerintah Rusia saat itu. 

Selain itu, ketertarikan Litvinenko pada Islam tampak dengan sikap umat Islam yang damai dan akan bertindak bila mereka terdesak demi mempertahankan diri. Ia melihat, umat Islam senantiasa berjuang untuk perdamaian. 

Ayahnya, Walter Litvinenko, mengatakan, anaknya itu tumbuh kecewa dengan apa yang disebut hierarki dalam gereja Ortodoks Rusia. Ia sudah berusaha menyampaikan ketidaksimpatikannya atas sikap gereja, namun tak dituruti.


Selasa, 18 September 2012

Gadis asal Kupang Nyatakan Syahadat di Aceh

Ameri, Kini ia berganti nama menjadi Maqfirah


ATJEHCYBER | BIREUEN (serambi) - Ameri (21) gadis asal Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT), menemukan hidayah terhadap kebenaran Islam di Kabupaten Bireuen. Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat di Meunasah Kulah Batee, Kota Juang, Bireuen, Jumat (14/9) malam, Ameri berganti nama menjadi Maqfirah.

Maqfirah yang selama ini menetap dan bekerja di toko kue Mutiara Baru Bireuen, disyahadatkan oleh Tgk Tarmizi, pimpinan Dayah Asjadi Darussa’adah Meunasah Capa, Kota Juang. Sebelumnya ia penganut agama Kristen Protestan. Dalam acara pensyahadatan itu turut disaksikan beberapa tokoh masyarakat setempat.

Tgk Tarmizi mengatakan, setelah resmi memeluk Agama Islam, Maqfirah akan belajar ilmu Agama Islam di dayah atau pesantren maupun balai-balai pengajian yang dekat dengan tempat kerjanya. Karena siangnya gadis yatim piatu itu bekerja mencari nafkah di toko kue milik warga Tionghoa di Bireuen.

“Saya memeluk Islam karena panggilan hati dan tidak ada paksaan dari pihak manapun, setelah ini saya akan belajar Islam dengan sungguh-sungguh,” ujar Maqfirah yang baru setahun lebih menetap di Bireuen.

Sebelumnya, seorang warga keturunan Cina bernama Belli Sanry, juga resmi memeluk Islam. Proses pensyahadatan pria yang berganti nama menjadi Muhammad Hidayat itu berlangsung di Masjid Almukarramah Gampong Cot Baroh, Kecamatan Kutablang, Bireuen, Jumat (14/9) usai shalat Jum’at. Ia disyahadatkan oleh Tgk HM Nasir Mustafa yang juga Imam Besar Masjid Almukarramah.(c38)


Sumber

Camilla Leyland, Wanita Cantik asal Inggris jadi Muallaf



Perempuan punya hak yang sama dalam menentukan nasibnya. Bahkan, dalam Alquran disebutkan, kemuliaan seorang anak manusia bukan karena kecantikan, jenis kelamin, maupun suku bangsanya, melainkan karena takwanya kepada Allah. (QS Al-Hujurat [49]: 13).

Islam menempatkan perempuan sebagai mitra laki-laki dalam meraih ketakwaan. Tidak akan ada kehebatan seorang jenderal, intelektual, menteri, pejabat pemerintah, atau presiden sekalipun, tanpa keterlibatan seorang perempuan. Sebab, peran serta perempuan pula yang membawa dia menjadi anak yang sehat, cerdas, dan terampil.

Prinsip Islam yang demikian inilah, yang akhirnya membawa Camilla Leyland, seorang guru Yoga untuk memilih dan memeluk agama Islam.

“Saya tahu, orang pasti akan terkejut mendengar kata feminisme dan Islam. Namun jangan salah, dalam Alquran, perempuan mempunyai kedudukan setara dengan laki-laki,” ujarnya. “Dan ketika agama ini dilahirkan, perempuan adalah warga kelas dua dalam masyarakat misoginis.”

Perempuan kelahiran Southampton, Inggris, ini menambahkan, banyak orang yang salah dalam mendudukkan antara budaya dan agama.

"Di negara Islam, kebebasan perempuan dikungkung mungkin ada benarnya. Namun, jangan salah juga, ketika saya tumbuh, saya juga merasa tertekan dalam kultur masyarakat Barat yang begini,'' ungkapnya.


Tekanan yang ia maksud adalah tuntutan sosial agar perempuan berlaku sama dengan pria, dengan minum-minuman keras dan melakukan seks bebas. Dalam pandangannya, semua tuntutan sosial tersebut tidak memiliki arti apa pun.


Sebaliknya, ia mengagumi nilai-nilai yang diajarkan Islam mengenai hubungan antara perempuan dan laki-laki. "Dalam Islam, ketika Anda mulai menjalin hubungan, maka artinya adalah sebuah komitmen yang intens," ujarnya.

Beda dengan pandangan Barat soal perlakuan Islam atas perempuan, ia justru tertarik untuk mempelajari Islam karena alasan ini. Menurutnya, tak seperti pandangan banyak orang di negara-negara Barat, Islam justru memosisikan kaum perempuan setara dengan laki-laki dalam fungsi dan tugas masing-masing.

Camilla adalah seorang guru Yoga yang sangat terkenal di Kota Southampton. Ia mendirikan pusat pelatihan yoga dengan nama Camilla Yoga. Bahkan, bagi warga Cornwall, Inggris, nama Camilla sudah tak asing lagi. Ibu seorang putri bernama Inaya ini rutin mengajarkan yoga kepada peserta didiknya.

Camilla tumbuh dan dibesarkan dalam lingkungan kelas menengah Inggris. Ayahnya adalah direktur Southampton Institute of Education dan ibunya seorang dosen ekonomi.

Camilla pertama kali bersinggungan dengan Islam saat duduk di bangku sekolah menengah. Dahaganya akan pengetahuan keislaman agak terpuaskan setelah ia masuk bangku universitas.

Karena ketertarikannya terhadap Islamlah, Camilla kemudian mengambil gelar master di bidang studi Timur Tengah.

Ia masuk Islam sejak berusia 20 tahun. Ia berharap bisa memadukan antara Islam dan yoga. Serta bisa menghargai setiap perbedaan dan memberikan nilai-nilai luhur hubungan antarsesama manusia. Juga, menghargai orang tua dan perempuan, sebagaimana ajaran Islam.

Hidayah Melalui Terjemahan Alquran

Banyak cara Allah memberikan kepada hamba yang dikehendakinya untuk menerima kebenaran Islam. Ada yang karena membandingkan kitab suci Alquran dengan lainnya, persoalan perempuan, hak asasi, bahkan melalui bacaan Alquran.

Demikian juga dengan Camilla Leyland. Selain karena perhargaan Islam atas perempuan, pencerahan agama mulia ini ia dapatkan dengan mempelajari Alquran, kendati melalui terjemahannya.

Hidayah dan pencerahan itu ia rasakan saat tinggal dan bekerja di Suriah. Ia semakin tertarik pada Islam setelah membaca terjemahan Alquran. Berawal dari sinilah ia mulai menyadari bahwa Islamlah yang dicarinya selama ini. "Saya pun bertekad untuk menjadi mualaf,'' ungkapnya.

Keputusannya untuk memeluk Islam, diakui Camilla, membuat teman-teman dan keluarganya heran.

''Orang-orang akan sulit percaya bahwa seorang perempuan yang berpendidikan tinggi, berasal dari kelas menengah, dan berkulit putih pula, memilih untuk menjadi Muslim,'' katanya, menirukan komentar ayahnya saat itu.

Kendati orang-orang di sekelilingnya memandang heran terhadap keputusannya ini, namun Camilla mantap menjadi Muslimah.

Ia bahkan sempat mengenakan jilbab, meski kini dia memilih tampil tanpa jilbab. Namun, ia mengaku tak pernah meninggalkan kewajibannya sebagai seorang Muslimah untuk menunaikan shalat lima waktu.

Ia bercerita, makin kuat tekadnya memegang teguh agamanya saat menghadiri pesta ulang tahun temannya di sebuah bar, saat itu ia tampil dengan jilbabnya.

''Saya berjalan, dengan jilbab dan pakaian rapat, melihat semua mata menatap saya dan beberapa tamu yang mabuk mengucapkan kata-kata tak senonoh atau menari di hadapan saya secara provokatif," tuturnya.

"Untuk pertama kalinya saya menyaksikan masa lalu saya dengan sebelah mata dan saya tahu, saya tak akan pernah ingin kembali pada kehidupan semacam itu.''

Camilla juga merasa bersyukur menemukan Islam. Dengan keislaman yang disandangnya kini, ia merasa telah menjadi orang yang merdeka.

"Saya bersyukur menemukan jalan keluar bagi diri saya sendiri. Saya bahagia shalat lima kali sehari dan mengikuti pengajian di masjid. Saya tidak lagi menjadi budak masyarakat yang rusak," tegasnya.


Sumber

Senin, 17 September 2012

“Aku Mengucap Kalimah Syahadah, Sendirian dalam Kamar”


Eric Hensel adalah warga Amerika yang melakukan kerja sukarela di Tunisia, Oman, Bahrain, UAE, dan Mesir untuk membantu orang miskin. Dia tidak hanya melakukan pengembaraan di tempat-tempat yang dia kunjungi, tetapi juga melakukan pengembaraan spiritual.

Ketika saya masih anak-anak dan tumbuh besar di Amerika, saya mendapat didikan Kristen dengan baik. Ibu, ayah, adik-adik dan bahkan tetangga saya, semua mendapat didikan kristen yang baik.

Dengan berlalunya waktu, semua anggota keluarga saya secara perlahan-lahan memisahkan diri dari Gereja. Bukannya kami berhenti dari percaya pada Tuhan atau Kristen, hanya kami dapati bahwa ada sesuatu pada Gereja yang tidak dapat kami terima. Pada saat itulah saya pergi mengembara. Saya mula mencari berbagai agama termasuk Judaisme, Kristen dan Islam.

Bekerja di Tunisia

Saya begitu tertarik untuk pergi ke utara Afrika dan ditawari bekerja di Tunisia. Bukanlah mudah untuk saya beradaptasi.Apalagi banyak teman-teman saya berkata tentang utara Afrika atau mengenai kawasan kesukuan negara-negara Arab. Saya tidak mengindahkan; saya tetap pergi.

Di Tunisia, saya dapati orang-orang di sini tidak begitu banyak bercerita tentang Islam. Tunisia bukanlah sebuah tempat dimana seorang asing bisa datang dan belajar banyak tentang agama. Namun, saya menemui orang-orang yang begitu baik dan memperlihatkan keikhlasan mereka yang hanya saya temui di bagian negara ini. Bukan bermaksud hal ini tidak berlaku di tempat lain, tetapi untuk beberapa alasan, orang-orang Tunisia memperlihatkan ada sesuatu yang terdapat jauh dikedalaman budaya mereka, sesuatu yang begitu tersusun dan itu diperlukan oleh semua orang.

Saya tinggal di sebuah negara Muslim yang mengamalkan ajaran Islam. Saya melihat banyak sekali nilai-nilai Islam yang menembusi budayanegara.

Kali pertama saya mendengar lantunan azan, ketika itu saya sedang berjalan di sebuah lorong, tiba-tiba saja kedengaran laungan Allahu Akbar dari speaker. Saya bertanya dalam bahasa Prancis 'Qui chante?' yang artinya 'Siapa sedang menyanyi?'

Saya tidak tahu bahwa itu merupakan laungan azan. Saya fikir ada seseorang yang sedang menyanyi lewat speaker, seperti yang selalu saya dengar di Tunisia dan semua orang akan menyanyi, maka ia merupakan sesuatu yang mengejutkan bagi saya.

Ketika berada di universitas, saya belajar sedikit mengenai Islam dan saya merasakan Islam adalah sesuatu yang suci tetapi berbeda. Saya tidak pernah punya pikiran jahat berkaitan agama maupun penganutnya. Hanya saya merasakan ia begitu asing bagi saya. Saya pikir ia akan dipandang rendah oleh masyarakat saya, dan sudah pasti terjadi perubahan besar dalam gaya hidup. Hal itu lebih ketat dari kehidupan bebas dan longgar yang saya amalkan.

Saya banyak belajar berkaitan Islam di universitas dan saya juga berinteraksi dengan Muslim di universitas, kemudian juga di Tunisia, di Dubai, di Bahrain, Oman, dan hampir semua negara Teluk. Tetapi tidak ada yang begitu menarik perhatian saya sehingga saya membaca buku dari seorang lelaki Iowa, Amerika. Saya percaya dia tinggal di Inggris, dia menulis sebuah buku berjudul 'Sebuah Sejarah Ringkas Berkaitan Hampir Semuanya' (A Short History of Nearly Everything).

Ia merupakan sebuah buku saintifik yang menjelaskan secara dasar apa yang kita tahu, dan selepas melihatnya saya berkata 'wow! buku ini sungguh menakjubkan, manusia memang mengetahui banyak informasi.' Pada akhir sebuah bagian, dia menulis; 'Ini hanyalah kurang dari 5 persen dari informasi dari apa yang sebenarnya berada di luar sana.'

Buku tersebut mengandungi lebih kurang 800 halaman, dan ia menyebut seluruh sejarah dunia. Ia juga menyentuh semua topik yang dikatakan sebagai ciptaan Tuhan atau seorang saintis berusaha untuk mencari apa maksudnya.

Saya terus-terusan tiba ke satu titik yang sama: Tuhan telah melakukan semuanya untuk kita karena kita tidak dapat membalas atau belajar apa yang Dia berikan dalam satu penjelasan. Satu bagian dari buku itu menarik hati saya, dia menulis kita bisa pergi ke Amazon di Amerika Selatan dan menggoyang pohon apa saja dan setelah menggoyang dengan keras, sesuatu akan terjatuh dari atasnya. Sesuatu yang tidak pernah kita dengar sebelum ini, tidak pernah direkam sebelum keberadaann manusia.

Saya punya banyak teman yang tinggal di Dubai.Saya sering bertanya mereka pertanyaan sehingga mereka akan berkata 'berhenti dari bertanya karena anda akan berhenti mengambil langkah seterusnya dalam hidup anda. Jika anda bertanya mengapa wanita harus menutupi diri mereka, ia merupakan pertanyaan negatif tentang agama, sebaiknya anda berkata: Mengapa wanita tidak menutupi diri mereka dengan cara demikian? Atau, mengapa wanita kelihatan alami seperti ini? Lihatlah gambar secara keseluruhan bagi semua hal dalam kehidupan. Jangan asyik bertanya pertanyaan-pertanyaan yang aneh tentang Islam, dan anda terus saja bertanya berkali-kali.'

Mencari Kebenaran Berlanjut

Saya mulai belajar sendiri. Saya menyadari bahwa diri saya yang bertanya kepada orang lain hanya memberikan dampak bahwa orang tersebut mengetahuinya. Dan mungkin apa yang mereka lihat hal itu bermanfaat kepada saya tetapi agama bukan saja tentang diri anda atau orang lain. Ia adalah berkaitan dengan anda dan apa yang anda cari menerusi hati anda apa yang memberi makna dan apa yang akan membuat kehidupan anda menjadi lebih baik.

Sebaiknya saya memulai kisahnya. Saya hampir saja menggigil, berpeluh, bukan detik itu, tetapi ketika saya mula belajar sendiri dan mulaimenyendiri dalam kamar. Saya merasakan tekanan yang kuat; masyarakat tidak pernah mendatangkan tekananseperti ini. Saya adalah seorang yang independen maka saya tidak pernah merasakan tekanan dari masyarakat, tetapi tiba-tiba saya merasakan seperti ditekan, saya sendiri tidak dapat memahaminya.

Saya beli sehelai sajadah. Saya tinggal di Timur Tengah. Saya mencari beberapa buku yang memberi rujukan bahasa Inggris; mulai mencari informasi lewat internet seperti membuka situs Wikipedia dan lain-lain, sehingga saya merasakan bahwa saya tidak dapat mempelajari semuanya, tidak ada cara untuk mempelajari semuanya.

Anda mempunyai satu detik; dan pada saat yang sama anda merebut peluang itu, atau anda terlepas dari mendapatkannya. Kemudian baru anda sadar keesokkan harinya anda akan mati, saya mungkin melepaskan peluang tersebut dan tidak lagi dapat menilai diri, kini saya tahu bahwa itu adalah dunia atau akhirat, dan saya sedang melihat kepada dunia dengan penuh penyesalan seolah-olah saya akan kehilangannya.

Perkara-perkara kecil yang tidak saya peduli, seperti minum alkohol atau makan babi, perkara-perkara kecil yang tidak membawa arti memenuhi pemikiran seseorang dan mereka tidak ingin meninggalkannya, tetapi anda merasa tertekan untuk melakukan sesuatu yang lebih penting.

Saya pikir selama seminggu dan saya hanya berkata 'saya tidak akan memberi risiko terhadap apa yang saya percayai dan ini merupakan satu yang baru, tetapi bukan sesuatu yang berbeda. Ia seperti lahir kembali, sama seperti saya lahir dengannya; tidak ada yang berbeda sama sekali.

Saya pun mengucapkan dua kalimah syahadah, sendirian, dalam kamar saya, terasing. Saya berusaha untuk shalat sebaik mungkin tanpa mengetahui apa-apa.

Pada detik itu, saya ingin melepaskan semuanya, itulah masanya saya menyerah, ketika saya mengatakan bahwa semuanya tidak berarti dalam kehidupan.Karena mungkin saja esok akan berakhir dan andainya saya bersedia untuk menghadapi apa yang akan terjadi….sebelumnya hidup saya tidak berarti; hanya saya hidup tanpa tujuan.

Karena saya banyak melakukan perjalanan, saya tidak pernah berada di satu tempat dalam jangka waktu yang lama, maka saya tidak punya siapapun; saya merasa kehilangan. Keluarga saya tinggal di Amerika. Mereka merupakan keluarga yang baik dan senantiasa memberi dukungan kepada saya.

Tetapi mempunyai keluarga Islam yang memberi dukungan kepada anda merupakan satu hal penting dalam menjalani kehidupan sebagai seorang Muslim. Saya diberikan tempat yang tepat untuk belajar bahasa Arab dan Islam.

Saya bekerja sebagai sukarelawan. Bersama sukarelawan lain, saya pergi ke Emirat dan membantu keluarga yang memerlukan. Kami mulai dengan mendapatkan informasi berkaitan keluarga tersebut, memastikan bahwa mereka memang layak menerima bantuan. Mencari keluarga dari jaringan dan tetangga serta bantuan, kemudian kami akan mengunjungi mereka dan mengakses apakah keperluan mereka secara detil.

Sebenarnya saya telah melakukan kerja ini semasa usia saya lebih muda; saya melakukannya di Amerika dengan membantu rakyat Detroit di berbagai daerah, tetapi sebagian besar kerja saya lakukan selepas saya datang ke Timur Tengah. Kami banyak sekali melakukan kerja-kerja pembangunan pemuda, secara pribadi saya melihatnyaianya merupakan jalan terbaik buat saya, hal ini lebih memuaskan dari bidang bisnis atau mendapat kerja untuk meraih keuntungan. Selama bertahun-tahun saya bekerja secara sukarela dan non profit.

Surat al-Baqarah ayat 197menyebutkan, "Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal."

Mempelajari atau membaca Quran atau mempelajari bahasa Arab atau mempelajari ajaran fundamental Islam, sebagai seorang yang baru memeluk Islam ia merupakan upaya dan usaha yang terbesar. Banyak yang datang dan pergi. Sebagian memberikan bantuan sedikit, semua ingin membantu tetapi mungkin saja mereka bukan orang yang sebenarnya yang dapat membantu anda.

Bagaimanapun, saya memaksa diri saya untuk belajar dan mempraktikkan bahasa Arab klasik bukan sekadar bahasa yang anda dengar di tepi jalan. Semuanya telah diberikan kepada saya, saya sungguh beruntung! Saya tidak perlu menderita hanya karena saya memilih jalan lain untuk kehidupan saja atau sesuatu yang harus saya pelajari demi menjalani kehidupan yang lebih baik.

Sedikit demi sedikit, saya merasa bertambah kuat dan tidak lagi perlu bergantung pada yang lain untuk membimbing saya. Ada baiknya dan ada juga buruknya, karena hal ini lebih banyak mengambarkan persepsi saya dan pengalaman saya dalam komunitas Islam. Bagaimanapun, ia mengambarkan bagaimana anda harus menjawab sendiri pada Hari Kiamat nanti dan setiap hari dalam kehidupan anda. Bukan orang lain, tetapi andalah sendiri yang harus memberikan jawabannya.

sumber: (IRIB/onislam.net)

Mathew: “Dari Sepakbola, Ku temukan Islam”

 
Seperti warga Prancis lainnya, Mathew tak asing dengan Islam dan Muslim. Sebab, banyak dari temannya yang beragama Islam. Ia pun tinggal dalam lingkungan imigran yang kebanyakan Muslim.

"Hanya saya yang non-Muslim," kata dia sembari tersenyum.

Dalam bergaul, Mathew merupakan sosok yang mengabaikan warna kulit atau latar belakang agama. Tak heran, ia begitu dekat dengan teman-temannya yang Muslim. Setiap harinya, mereka menjalani rutinitas bersama. Begitu pula ketika mereka bermain sepakbola.

Pada satu hari, ketika asik bermain sepakbola. Tiba-tiba datang sekelompok Muslim. Mathew bersama temannya memutuskan untuk tidak melanjutkan permainan dan memberikan kesempatan pada tamunya itu untuk memperkenalkan diri. Tak lama, kelompok itu mulai berbicara tentang Islam.

"Oleh mereka, saya diajak ke masjid untuk mendapatkan informasi tentang Islam. Saya sebenarnya tertarik untuk mengetahui agama ini, tapi belum pada keinginan untuk memeluknya," kata dia.

Mathew akhirnya mendatangi undangan kelompok itu. Dari penjelasan yang diberikan, ia merasa tertarik bagaimana cara Muslim berkomunikasi dengan Tuhannya. Dari situlah, ia ingin mencari tahu informasi tentang Islam dan Muslim lebih dalam.

Beberapa catatan yang ia dapat dalam informasi itu, seperti bagaimana seorang Muslim diwajibkan berpuasa satu bulan penuh, melaksanakan shalat lima waktu, membayar zakat dan lainnya. "Soal puasa, saya bertanya-tanya, bagaimana bisa mereka melakukan itu. Ini menakjubkan," katanya.

Sejak itu, Mathew melihat Islam merupakan agama yang cocok untuknya. Islam mengajarinya untuk menghormati orang, belajar dan hidup teratur. Lingkungannya saat ini, begitu rentan terjerembab dalam lingkaran narkoba, seks sebelum menikah, dan konsumsi alkohol. "Saya berpikir Islam melindungi saya dari ketiga hal tersebut," ucapnya.

Hal lain yang dipertimbangkan Mathew adalah Islam merupakan obat penyembuh jiwa tiada banding. Banyak kisah mantan napi yang dahulu kecanduan narkoba atau alkohol yang berhasil sembuh ketika mempelajari Islam.

Dalam pemikiran Mathew, ini menjadi bukti bahwa Islam akan mengantarkan anda pada dokter sesungguhnya. Sosok yang akan banyak membantu seseorang memperoleh kebahagiannya. Dan Alhamdulillah, Mathew dengan mantap memutuskan untuk mengucapkan dua kalimat syahadat.

Yang menarik, kedua orang tuanya tidak keberatan dengan keputusanya untuk memeluk Islam. Tidak seperti temannya, yang banyak dijauhi keluargannya. "Mereka membiarkan saya memilih apa yang ingin dilakukan. Mereka berpikir, lebih baik anaknya banyak menghabiskan di masjid ketimbang jalanan," kenang Mathew.

Selepas syahadat, Mathew tahu ada konsekuensi dari putusannya menjadi Muslim. Di Prancis, komunitas Muslim banyak mengalami diskriminasi. Mulai dari larangan berjilbab, burka dan bentuk diskriminasi lainnya.

Bagi Mathew, kondisi itu merupakan akibat dari distorsi media Prancis tentang Islam dan Muslim. Informasi yang ada tidak dibarengi konfirmasi kepada Muslim Prancis. Mereka juga enggan membaca tapi lebih memilih untuk hanya mendengar. Hal itu juga dialami orang tuanya.

Untuk itu, ia berdiskusi dengan orang tuanya. Banyak hal yang dijelaskan Mathew. Usai dijelaskan, orang tuanya semakin yakin bahwa Islam adalah agama yang tepat untuknya. Mereka mengatakan sungguh beruntung baginya telah menemukan ajaran agama yang tahu akan kebutuhannya.

"Saya katakan kepada anda, bacalah buku, atau akseslah internet. Insya Allah, anda akan menemukan Islam," kata dia. (ROL)

Pemimpin Yahudi ini Masuk Islam, Karena Masa Iddah Perempuan

Robert Guilhem, Pakar genetika Yahudi

Seorang pakar genetika Robert Guilhem mendeklarasikan keislamannya setelah terperangah kagum oleh ayat-ayat Al-Quran yang berbicara tentang iddah (masa tunggu) wanita Muslimah yang dicerai suaminya seperti yang diatur Islam.

Guilhem, pakar yang mendedikasikan usianya dalam penelitian sidik pasangan laki-laki baru-baru ini membuktikan dalam penelitiannya bahwa jejak rekam seorang laki-laki akan hilang setelah tiga bulan.

Guru besar anatomi medis di Pusat Nasional Mesir dan konsultan medis, Dr. Abdul Basith As-Sayyid menegaskan bahwa pakar Robert Gelhem, pemimpin yahudi di Albert Einstain College dan pakar genetika ini mendeklarasikan dirinya masuk Islam ketika ia mengetahui hakikat empiris ilmiah dan kemukjizatan Al-Quran tentang penyebab penentuan iddah (masa tunggu) perempuan yang dicerai suaminya dengan masa 3 bulan.

Ia menambahkan, pakar Guilhem ini yakin dengan bukti-bukti ilmiah. Bukti-bukti itu menyimpulkan bahwa hubungan persetubuan suami istri akan menyebabkan laki-laki meninggalkan sidik (rekam jejak) khususnya pada perempuan.

Jika pasangan ini setiap bulannya tidak melakukan persetubuhan maka sidik itu akan perlahan-lahan hilang antara 25-30 persen. Setelah tiga bulan berlalu, maka sidik itu akan hilang secara keseluruhan. Sehingga perempuan yang dicerai akan siap menerima sidik laki-laki lainnya.

Bukti empiris ini mendorong pakar genetika Yahudi ini melakukan penelitian dan pembuktian lain di sebuah perkampungan Afrika Muslim di Amerika. Dalam penelitiannya ia menemukan bahwa setiap wanita di sana hanya mengandung dari jejak sidik pasangan mereka saja.

Sementara penelitian ilmiah di sebuah perkampungan lain di Amerika membuktikan bahwa wanitanya yang hamil memiliki jejak sidik beberapa laki-laki dua hingga tiga. Artinya, wanita-wanita non Muslim di sana melakukan hubungan intim selain pernikahan yang sah.

Yang mengagetkan sang pakar ini adalah ketika dia melakukan penelitian ilmiah terhadap istrinya sendiri. Sebab ia menemukan istrinya memiliki tiga rekam sidik laki-laki alias istrinya berselingkuh. Dari penelitiannya, hanya satu dari tiga anaknya saja berasal dari dirinya.

Setelah penelitian-penelitian yang dilakukan ini akhirnya meyakinkan sang pakar Guilhem ini memeluk Islam. Ia meyakini bahwa hanya Islamlah yang menjaga martabat perempuan dan menjaga keutuhan kehidupan social. Ia yakin bahwa wanita Muslimah adalah wanita paling bersih di muka bumi ini.