Sabtu, 25 Agustus 2012

Pendeta AS ini Shalat, Baca Qur'an dan Berpuasa Ramadhan



ATJEHCYBER | Bulan Ramadan ternyata tidak hanya dijalani oleh umat Muslim. Fadhilah puasa dirasakan juga oleh umat non-muslim lainnya. Karena itu, di sejumlah negara, meskipun sangat jarang, terdapat umat non-muslim yang ikut menjalani ibadah Ramadan seperti puasa.

Seorang rohaniwan Kristen Methodist di Dallas, Amerika Serikat, memutuskan ikut berpuasa bersama umat Muslim dalam Ramadan tahun ini. Upayanya dilakukan untuk memahami makna Ramadan yang diagungkan Islam, serta untuk menjalin solidaritas antara umat beragama di Amerika.

Adalah pendeta Wess Magruder yang melakukan hal ini. Dia melakukan seluruh laku umat Islam dalam berpuasa, termasuk makan sahur dan berbuka bersama. Sampai saat ini, dia telah sukses melakukan puasa sejak hari pertama Ramadan.
Seluruh pengalamannya dituangkannya di blog pribadinya, www.newmethofesto.com. Dalam blognya, dia mengatakan bahwa berpuasa di bulan Ramadan membuatnya memahami karunia Tuhan. Terpenting lagi, salah satu alasan untuknya ikut berpuasa, yaitu cinta kasih sesama.

“Saya merasa sebuah “Ilham” telah datang kepada saya selama berpuasa,” tulis Magruder di blognya. Dalam blognya juga, seperti diberitakan Examine.com, Magruder mengakui belakangan ini dia kurang bersemangat dalam menjalani ajaran agama. Namun setelah menjalani puasa di bulan Ramadan, dia kembali merasakan getaran-getaran spiritualitas di jiwanya.


"Ini (puasa) membuat saya sadar Allah, kehadiran Allah, kehendak Allah yang menjelma menjadi nyata di dunia. Dan ketika sesuatu yang lain tidak terjadi di hadapan saya, puasa mengingatkan saya untuk berbicara kepada Tuhan," tulis Magruder dalam blognya.



Seperti yang dilansir PressTV, Jumat (10/8/2012), Magruder memilih Islam sebagai sumber inspirasi blognya karena dia tahu bahwa umat muslim berhasil menjalankan puasa 30 hari setiap tahunnya dan hal ini telah berjalan lebih dari 1400 tahun.

Tidak hanya absen makan dan minum, puasa juga absen dari melihat, mendengar dan berkata yang tidak baik. "Saya mencoba untuk menjaga mata, dan sadar bahwa mata saya ternyata jelalatan. tidak hanya itu, budaya kita juga dipenuhi oleh gambar-gambar orang-orang berpakaian minim. Mereka di televisi, billboards, majalah, di mal, dimana-mana!" tulis Magruder.

Menjalani puasa Ramadan juga membuatnya mengenang kembali ibadah Kristen yang mulai ditinggalkan dan menjadi asing di Amerika. Menurutnya, umat Kristen terdahulu telah melakukan puasa dalam beberapa acara peribadatan.

"Umat Kristen terdahulu menjalani puasa, terutama sebelum Komuni Suci dan pembaptisan. Selama ini, gereja berpuasa selama 40 hari sebelum Paskah. Disiplin puasa menjadi bias saat reformasi Protestan, tapi John Wesley mengembalikan tradisi ini melalui kebangkitan Methodist," tulis Magruder dalam tulisannya berjudul "Hari ke-4 Ramadan: Puasa Sangat Tidak Amerika."

“Saya merasa sangat senang dan beruntung sekarang,” tulis Magruder, yang telah berhasil berpuasa dari terbit fajar sampai matahari terbenam. Dalam blognya, Magruder mengundang semua orang Kristen untuk mencoba pengalaman berpuasa, walaupun hanya satu hari.

Banyak Diapresiasi

Awalnya, tulisan Magruder di blog pribadinya menjadi konsumsi pribadi dan jemaat saja. Namun, ternyata banyak pembaca dari kalangan Kristen dan Islam di seluruh Amerika dan seluruh dunia yang mengapresiasi tulisannya. 
Terbukti dari banyaknya komentar yang mendukung, bahkan memberinya tips mengatasi lapar dan haus saat puasa. Berbagai undangan berbuka bersama juga diterimanya. Selain itu, tulisannya ini juga semakin mendekatkannya dengan sahabat-sahabatnya umat Muslim di Dallas, salah satunya Sheikh Yaseen, imam di Islamic Center Dallas.

Beberapa bahkan menyampaikan pandangannya soal toleransi beragama di seluruh dunia. Jadilah kolom komentar blog Magruder sebagai ajak dialog lintas agama yang konstruktif.

"Saya melakukan ini bukan untuk saya sendiri, tapi untuk kawan-kawan saya yang Muslim. Sejujurnya, saya terganggu dengan pandangan beberapa orang Amerika dan perlakuan mereka terhadap Muslim, terutama pasca tragedi 9/11. Saya ingin membantu mengubah persepsi dan menghilangkan penilaian buruk," tulis Magruder.



0 komentar:

Posting Komentar